Beranda

Jumat, 04 November 2011

Membangun Mimpi


Sabtu pagi, tepat di tanggal 9 bulan 9 berita buruk datang menghampiriku. Di saat itulah kecewa  yang amat dalam kurasakan… mimpi yang selama ini aku bangun untuk menjadi sebuah kenyataan pupus sudah. Keinginan ku untuk meraih masa depan dengan berkarir disebuah stasiun televisi swasta ternama di Indonesia gagal, karena aku ternyata tidak lolos seleksi pada tahap ketiga di saat  seleksi wawancara. Entah karena alasan apa yang mengugurkan namaku untuk masuk menjadi salah satu pegawai di stasiun televisi ternama tersebut. Saat mengikuti setiap tahap seleksi aku merasa percaya diri dengan kemampuan yang kupunya, itu mengapa sedikit sekali kekhawatiran akan mengahadapi sebuah kegagalan. Dengan bermodal ijazah lulusan jurusan Broadcast di Universitas ternama, dengan IPK nyaris 4, rasa percaya diri tinggi, tentu aku merasakan besarnya peluang untuk meraih mimpiku.  Jauh sebelum harapan ini pupus, sejak berseragam putih-abu-abu aku sudah bermimpi untuk berkarir dalam dunia broadcast dan bekerja di stasiun televisi ternama tersebut.
Kekecewaan atas kegagalan ini jelas menghancurkan harapanku akan masa depanku sendiri. Yaa.. memang masih banyak pilihan dan kesempatan untuk berkarir di dunia broadcasting di stasiun televisi lainnya, entah mengapa setelah kegagalan itu keinginan itu tertutup oleh sebuah kekecewaan yang teramat dalam.  Hari berganti hari aku masih larut oleh sebuah kekecewaan dan kesedihan akan sebuah kegagalan .  Pertanyaan yang selalu sama dalam pikiranku setiap harinya adalah apa yang menyebabkan aku gagal meraih mimpi yang aku anggap  sudah mudah aku gapai.
Tiga bulan sudah aku berdiam diri nyaris tidak ada keinginan lagi untuk melamar pekerjaan dimanapun, dimasa-masa itulah rasa percaya diri menurun drastis, rasa jenuh pun melanda. Di saat yang bersamaan kehancuran ekonomi menimpa keluargaku, karena kebutuhan ekonomi keluarga yang mendesak,mau tidak mau aku pun harus mencari jalan untuk mendapatkan penghasilan demi menyambung hidup. Karena kehilangan semangat untuk melamar pekerjaan, aku pun memutar otak agar aku mendapatkan penghasilan tanpa harus melamar pekerjaan.
Hobbi masak yang aku punya, menjadi sebuah kesempatan untuk menghasilkan sebuah pendapatan. Aku memutar otak mencoba membuat inovasi dalam sebuah makanan. Jelas dengan alasan semua orang butuh makan, aku tidak ragu untuk mencoba membuat resep makanan ringan dengan inovasi yang baru. Setelah beberapa jenis makanan kucoba buat akhirnya aku memutuskan untuk membuat sebuah donat dengan inovasi terbaru dan berbeda dengan lainnya. Dengan harga murah, rasa yang bervariasi, donat ini mudah di terima pasar. Tidak kusangka dalam waktu kurang dari setegah tahun donat dengan brand “Donat Eifell” ini laris manis dipasaran hingga aku bisa membuka sebuah toko kue besar dengan tiga cabang dalam waktu kurang dari 2 tahun. Ratusan juta rupiah omsetku perbulannya dari 1 outlet donat yang kupunya, sungguh ini diluar dugaan.
Kekecewaanku yang dulu pun sudah tidak membekas hilang tertutup rasa bahagia dan bangga atas kesuksesan usaha yang kurintis sendiri. Akhiranya aku mengerti bahwa tidak selalu yang kita inginkan itu yang terbaik untuk kita dan kita tidak pernah tau sebenanya apakah kita bisa melakukan sesuatu tanpa kita  mencobanya. Mimpilah yang banyak, jangan menyerah hanya pada satu mimpi..

 Goresan Hijau, RSH                                                                                                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar