Beranda

Sabtu, 12 November 2011

Menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar

Menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai  dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
Ciri – cirri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut :
1.Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat  yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.

2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.

3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.

4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.

5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.

Sumber: http://ivanlanin.wordpress.com/2010/03/15/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar/
Contoh menggunakan Bahasa Indonesia secara Baik dan Benar
Oleh pryger
Contoh Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar
  • Bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa indomesia dengan baik dan benar, terlebih dahulu saya akan memberikan sedikit penjelasan. “Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang serasi dan selaras dengan sasaran atau tujuannya dan yang terlebih penting lagi adalah mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Pernyataan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu pada ragam bahasa yang dimana memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan biasanya adalah dalam bentuk bahasa yang baku.
Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa. Seperti sudah saya jelaskan tadi, penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Masalah yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain adalah disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa kita sadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal seperti ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak sesuai dan tidak baik.
Contoh nyata dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku:
  • Apakah kamu sedang mengerjakan tugas rumah saat ini?
  • Apa yang kamu kerjakan tadi di sekolah?
  • Contoh ketika dalam dialog antara seorang Orangtua dengan anaknya.
    • Orangtua : Gerald! Apa yang sedang kamu lakukan?
    • Gerald : Saya sedang bermain game. Ada apa, bu?
    • Orangtua : Apakah kamu tidak belajar untuk ujian besok?
    • Gerald : Ya, akan saya lakukan setelah saya selesai bermain game, bu.
Kata-kata diatas adalah kata yang sesuai untuk digunakan dalam lingkungan sosial
Contoh lain yang saya kutip adalah pada Pembukaan Undang-Undang Dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat didalam undang-undang dasar tersebut menunjukkan  bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sangat baku, dan itu merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh lain, seperti kegiatan sosialisasi yang dilakukan antara masyarakat. Contohnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan keheranan, keraguan atau kecurigaan. Ini akan terlihat sangat aneh bila dalam komunikasi kita dalam bersosialisasi dengan orang lain, kita menggunakan bahasa baku seperti ini.
(1)   Berapakah Bapak mau menjual harga game ini?
(2)   Apakah sayur ini masih segar, berapa harganya bu, untuk sayuran ini?
Contoh di atas merupakan contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3)   Jual berapa pak? Game ini?
(4)   Masih segar, bu? Berapa harganya?
Contoh perbedaan antara bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul
Bahasa Indonesia
Bahasa Gaul (informal)


Aku, Saya
Gue
Kamu
Elo
Di masa depan
kapan-kapan
Apakah benar?
Emangnya bener?
Tidak
Gak
Tidak Peduli
Emang gue pikirin!

Dari contoh diatas yang didapat adalah perbedaan penggunaan bahasa antara bahasa yang baku dan non baku, dan dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisan bahasa tersebut. Bahasa indonesia yang baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti,  bentuk bahasa baku yang sah dibuat agar secara luas masyarakat indonesia dapat berkomunikasi menggunakan bahasa nasional.
Contoh nyata, pada kutipan teks “SumpahPemuda” adalah sebagai berikut :
“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”,
demikianlah bunyi dari alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi salah satu factor penting pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia, khusus nya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia sudah sepatutnya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu berterima kasih lah kita terhadap “BAHASA”, karena bahasa juga merupakan faktor penting didalam konteks sumpah pemuda, oleh karena bahasa merupakan sesuatu hal yang bersifat universal, sehingga pemakainya menjadi mudah dan tepat pada saat seperti diatas. Dan penerimaannya juga baik, karena adanya pemakaian kata-kata yang baik dan benar.
Contoh lain adalah paragraph dibawah ini, merupakan sebagian dari gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah dan bukan kata popular dan bersifat objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat dan tepat.
Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini memperkenalkan langkah-langkah pragmatic yang Anda perlukan agar tulisan Anda bisa tampil wajar, segar, dan enak dibaca
Dan yang menjadi kesimpulan adalah bahwa yang bisa kita pelajari dari semua ini adalah Bahasa merupakan sebuah suatu karunia yang diberikan Tuhan pada manusia agar manusia bisa memahami dan mengerti satu sama lain, menjadikannya sebagai alat komunikasi yang dasar dan sentral dan disamping itu bisa menjadi kekuatan tersembunyi dalam mempersatukan suatu hal dalam penggunaannya, dan ada baiknya jika dalam penggunaannya, kita memakai bahasa yang baik dan benar, sehingga bahasa yang kita sampaikan terlihat sesuai .
Beberapa sumber referensi:
vhi3y4.wordpress.com
wikipedia.org

Tugas Contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi


Fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi sebenarnya Telah dibahas oleh pakar / ahli di bidangnya ,
saya mencari dan menganalisa dari buku dan internet.

1. Pengertian Bahasa
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau perlambang.

2. Aspek Bahasa
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu pula. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap oleh panca indra.
Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang diwakilinya,itu. Bunyi itu juga merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita (=yang diserap oleh panca indra kita, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain).
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Apakah seekor hewan dengan ciri-ciri

3. Fungsi Bahasa
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.

Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.
- bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
- Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
- Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita.
• Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
• Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain.
• Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
• Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat.
• Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
• Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama bahasa adalah bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.
Contohnya :
Misalnya berupa :
- Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badaniah, alat bunyi-bunyian, kentongan, lukisan, gambar, dsb).
Contohnya :
- bunyi tong-tong memberi tanda bahaya
- adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran
- alarm untuk tanda segera berkumpul
- bedug untuk tanda segera melakukan sholat
- telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh
- simbol – tanda stop untuk pengguna jalan, simbol laki-laki dan perempuan bagi pengguna toilet.
- gambar peta yang menunjukkan jalan
- suasana gemuruh kentongan dipukul tanda ketika ada bahaya
- adanya asap tampak dari kejauhan pertanda kebakaran
- bunyi alarm (suasana tanda bahaya gempa bumi/bencana alam) dsb.
• contoh dalam kehidupan sehari hari
misalkan seorang satpam perumahan berjaga-jaga/ronda pada malam hari, pada saat sudah mendekati jam 12.00 malam satpam tersebut membunyikan kentongan yang bertanda bahwa waktu sudah tepat pukul 12.00 malam. Dan timbul timbal balik antara satpam sama orang-orang disekitar perumahan.setiap orang jadi lebih mengerti tanda waktu pergantian tersebut
Jadi, bahasa yang dipakai satpam tersebut berupa kentongan yang memberikan pertanda sesuatu akan terjadi/ sesuatu yang sudah mestinya dilakukan.

kesimpulan : Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.

Contoh Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi


Sejak kecil, kita sudah mempelajari bahasa secara sendiri, tanpa ada yan mengajari. Kita bisa belajar sedikit demi sedikit. Bahasa yang dituliskan ataupun yang dilafalkan pasti memiliki makna. Melalui bahasa kita dapat menuangkan ide atau gagasan yang kita pikirkan.Bahasa merupakan dasar segala kegiatan yang kita lakukan.

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.

1. Pengertian Bahasa

Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.

2. Ciri Bahasa

Ciri-ciri dari bahasa adalah:

a. Sistematik.
b. Arbiter.
c. Vokal.
d. Bermakna.
e. Komunikatif.
f. Ada di masyarakat.







Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus

A. Fungsi bahasa secara umum

- Sebagai alat untuk berkespresi

Contohnya;mampu menggungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan.

Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada dan pikiran kita, sekurang-kurangnya dapat memaklimkan keberadaan kita. Misalnya seperti seorang penulis buku, mereka akan menuangkan segala seseuatu yang mereka pikirkan ke dalam sebuah tulisan tanpa memikirkan si pembaca, mereka hanya berfokus pada keinginan mereka sendiri.

Sebenarnya ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:

(1) Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita;

(2) Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

- Sebagai alat komunikasi

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.

Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.

Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum..Dengan kata lain, kata besar atau luas,dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata makro akan memberikan nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.

Contohnya : Kata griya, misalnya lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum

1. Jelaskan dengan contoh “Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar”..!!
Pengertian
Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, 1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Contoh
Tahukan Wikimuers bahwa kata cabe itu tidak baku dan yang baku adalah kata cabai? Dan cape itu kata bakunya adalah capai, sebuah kata yang sangat jarang digunakan oleh para penulis warta di Wikimu, dan ini berarti sebuah pekerjaan berat bagi administrator Wikimu untuk mengecek dan membetulkan semua kata-kata yang tidak baku, namun sering digunakan.
Begitu juga kata admin, sebetulnya kata bakunya adalah administrator seperti yang digunakan pada kalimat tersebut di atas. Banyak lagi contoh lainya, seperti riil yang kata bakunya real, analisa yang kata bakunya analisis, budget yang kata bakunya bujet, dan kata tapi yang sering dipergunakan oleh kita kata bakunya adalah tetapi.
Kesalahan tata bahasa yang sering terjadi adalah pemenuhan ketentuan gramatikal dalam penulisan kalimat. Sebagai contoh adalah kalimat: buku yang saya pinjam seharusnya buku yang dipinjam oleh saya.
2. Berikan contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi…!!!
Bahasa yang baik dan benar itu memiliki empat fungi :
(1) fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas kedaerahan;

(2) fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa lain;
(3) fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar; dan
(4) fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa.

Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu bertalian erat dengan tiga macam batin penutur bahasa sebagai berikut :
(1) fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu;
(2) fungsinya pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebangsaan orang karena mampu beragam bahasa itu; dan
(3) fungsi sebagai kerangka acuan berhubungan dengan kesadaran orang akan adanya aturan yang baku layak diatuhi agar ia jangan terkena sanksi sosial.

Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan, berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi norma baik dan benar bahasa Indonesia. Norma yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa Indonesia, misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dsb.
Contoh fungsi Bahasa Indonesia
Sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula bertambah besar. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa . media massa cetak dan elektronik, baik visual, audio, maupun audio visual harus memakai bahasa Indonesia. Media massa menjadi tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa Indonesia berperanana sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata dapat memperkaya khasanah bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata untuk sebuah konsep.
Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia dapat dipakai. Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.

Inflasi

Januari 2, 2010 oleh dinnygiar
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi.
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga  faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik. Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu
kenaikan harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji,misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Penggolongan
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
  1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
  2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
  3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
  4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Kontribusi Koperasi bagi Perekonomian Indonesia

Januari 2, 2010 oleh dinnygiar
Menurut saya koperasi di Indonesia dapat memberikan kontribusi yang sangat baik bagi perekonomian Indonesia. Karena koperasi sangat diperlukan bagi rakyat kelas menengah ke bawah.
Koperasi dapat berkembang lebih baik jika di dukung oleh elemen seperti rakyat sebagai konsumen, pemerintah sebagai penyelenggara, dan manajemen yang baik dari koperasi itu sendiri.
Masyarakat dapat bertindak sebagai prdusen karena dapat menghasilkan kebutuhan sehari-hari. Seperti hasil tani dan hasil industri.
pemerintah sebagaipenyelenggara da mengawasi jalannya koperasi agar dapat membantu jalan nya perekonomian di Indonesia.
Sedangkan dari managemen koperasi sendiri adalah bagaimana cara mengelola koperasi itu sendiri. Terlebih jika semua pihak yang terlibat jujur dan mengikuti aturan yang berlaku.

peran koperasi

November 19, 2009 oleh dinnygiar
Saat ini koperasi seperti tidak lagi dihiraukan oleh masyarakat. Padahal koperasi sangat berperan dalam perekonomian Indonesia terutama bagi masyarakat menengah ke bawah koperasi sangat menunjang kehidupan perekonomian mereka.
tidak hanya itu, koperasi merupakan sokoguru bagi perekonomian bangsa Indonesia. Peran Koperasi antara lain adalah
1. membangun dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat.
Membangun kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh rakyat dengan cara melakukan kegiatan ekonomi agar dapat meningkatkan perekonomian rakyat.
2. memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat.
selain itu, koperasi juga membantu para rakyat untuk meningkatkan kesejahteran dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
3. memperkokoh perekonomian masyarakat dan menopang perekonomian nasional dan koperasi sebagai soko guru nya.
Di samping itu koperasi juga dapat menjaga kestabilan perekonomian bangsa dengan koperasi sebagai soko gurunya. misal nya dengan cara melakukan simpan pinjam, hibah, jual beli hasil industri atau pangan yang mereka hasilkan.
4. mewujudkan dan mengembangkan koperasi sebagai usaha bersama dengan azas kekeluargaan.
Kegiatan Koperasi di dasarkan pada azas kekeluargaan. Dimana mereka melakukan semua kegiatan secara bersama-sama atau gotong royong.

wacana pemanfaatan bahasa Indonesia pada tataran ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah

wacana pemanfaatan bahasa Indonesia pada tataran ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah.

Wacana ilmiah :
     karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Macam-macam karya tulis ilmiah :
     Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

Contohnya :
Aids
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah nama penyakit yang berarti sindroma dapatan penurunan kekebalan tubuh. Ada pula yang menyebutkan sebagai penyakit kurus karena penderitanya memang sangat kurus. Sebagai sindroma, gejala AIDS sangat banyak, antara lain diare lebih dari sebulan, demam lebih dari sebulan, dan menurunnya berat badan secara cepat. Dari ketiga gejala tersebut, yang terpenting adalah gejala menurunya berat badan. Tanda-tanda lain antara lain batuk lebih dari 2 minggu, pembengkalan kelenjar (di ketiak,leher,dan selangkangan), sakit kepala hebat dengan leher kaku, bengkak-bengkak cokelat tua yang cepat menyebar di kulit dan lain-lain.
AIDS disebabkan oleh virus yang hidup dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Virus ini merusak system kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak mampu lagi membentengi badan dari serangan berbagai penyakit. Setelah virus ini berada di dalam tubuh, ia bisa berada di sana bertahun-tahun sebelum mulai membuat orang itu sakit. Siapa saja bisa terkena AIDS, tidak peduli umur, suku, pekerjaan, maupun orientasi seksualnya, apabila seseorang pernah berhubungan seks dengan orang yang membawa virus AIDS, disuntik/menyuntik diri dengan jarum kotor, atau memperoleh transfuse darah yang terkontaminasi virus AIDS, maka ia juga dapat terkena AIDS. Begitu pula dengan bayi yang ibunya membawa virus AIDS.
Ada tiga cara penularan AIDS pada bayi yaitu ketika janin masih di dalam kandungan, pada saat dilahirkan yang penuh darah, dan melalui Air Susu Ibu. Meskipun begitu, tetap lebih baik menyusui dengan ASI daripada susu bubuk (baik karena kemungkinan tertulari AIDS secara matematis hanya 50%, maupun karena ASI mengandung banyak zat yang berguna bagi kekebalan bayi).
Dari semua kasus penderita AIDS yang berhasil sembuh, ada hal-hal penting yang bisa ditarik. Pertama, memang virus HIV sebagai penyebab utama, tapi juga bergantung pada kondisi fisik dan psikis masing-masing korban. Kedua, mereka yang berhasil lolos dari maut adalah mereka yang secara sadar mengubah gaya hidupnya menjadi lebih positif.

Wacana semi ilmiah :
     Wacana pada Tataran Semi Ilmiah merupakan wacana yang karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non ilmiah.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.
Contohnya :
MANIS BAGI PEJABAT
RACUN UNTUK RAKYAT
PEMERINTAH pusat mulai membagi-bagikan permen yang mengandung racun. Inilah permen manis bagi pejabat yang menerima, tetapi racun karena mematikan daerah. Permen yang mengandung racun itu adalah Peraturan Pemerintah Nomomr 37 Tahun 2006 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan Anggota Dewan. Isinya mengatur pendapatan pimpinan anggota DPRD, yang terdiri atas uang representasi, tunjangan keluarga, tunjangan beras, uang paket, tunjangan jabatan, tunjangan panitia musyawarah, tunjangan komunikasi, dan tunjangan panitia anggaran. Jika setiap anggota DPRD mendapat Rp 80 juta daerah harus mengeluarkan Rp 1,2 triliun. Sungguh uang yang luar biasa manis, sekaligus inilah racun yang paling mematikan daerah. Kenapa? Karena, biaya untuk gaji anggota DPRD itu lebih besar daripada pendapatan asli daerah. Betapa ironis, pendapatan asli daerah minus setelah membayar gaji DPRD.
Yang jelas, peraturan pemerintah itu semakin memperbesar jurang kaya dan miskin. Di tengah meningkatnya pengangguran, di tengah bertambahnya penduduk miskin yang mencapai 100 juta orang, ada segelintir elite anggota DPRD yang jumlahnya 15 ribu orang yang semakin kayak arena peraturan pemerintah itu.
Masih ada dampak negative lain, yaitu semakin maraknya pungutan daerah untuk menambah kas daerah. Berbagai pungutan itu diperlukan untuk menutupi deficit pendapatan asli daerah akibat membayar gaji anggota DPRD. Sudah pasti, peraturan pemerintah itu menambah bengkaknya anggaran negara yang digunakan untuk keperluan konsumtif. Padahal, tanpa adanya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu pun, proporsi pengeluaran rutin untuk keperluan konsumtif sudah lebih besar. Adalah menyedihkan bahwa yang bertambah bukan untuk keperluan pembangunan yang dapat menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan rakyat dari kemiskinan.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu, bertambah kuat tanda-tanda negara ini agaknya sedang disetir menjadi surga hanya bagi kaum elite, yaitu elite legislative yang bernama wakil rakyat di daerah maupun di pusat. Soal waktu saja, keluar pula peraturan pemerintah yang pada gilirannya akan menyenangkan elite yang duduk di jajaran eksekutif dan yudikatif. Maka, sempurnalah negara ini menjadi negara yang manis bagi pejabat, tetapi racun bagi rakyat (Media Indonesia, 2007:1).
Selain itu, boleh percaya boleh tidak, anggota DPRD masih mendapat tunjangan kesejahteraan berupa pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan, pakaian dinas, serta biaya akibat perjalanan dinas. Akibatnya, sebagai gambaran, pendapatan yang diterima ketua DPRD provinsi mencapai Rp 36,269 juta, jauh melebihi pendapatan yang diterima Ketua Mahkamah Agung (Rp 24,390 juta) dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (Rp 23,940 juta). Jaraknya semakin jauh bagaikan langit dan bumi, bila dibandingkan dengan pendapatan gubernur (Rp 8,4 juta), terlebih dibanding bupati (Rp 5,8 juta).
Permen itu semakin manis karena sekalipun Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu baru ditandatangani Presiden November lalu, tetapi dibuat berlaku mundur sejak 1 Januari 2006.

Wacana non ilmiah :
     Karangan nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-ciri karangan nonilmiah:
·         ditulis berdasarkan fakta pribadi
·         fakta yang disimpulkan subyektif
·         gaya bahasa konotatif dan popular
·         tidak memuat hipotesis
·         penyajian dibarengi dengan sejarah
·         bersifat imajinatif
·         situasi didramatisir
·         bersifat persuasive

macam-macam  karya Tulis Non Ilmiah :
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman

contohnya :
Sinopsis
Sebelas anak Melayu Belitong yang disebut Laskar Pelangi ini tak
menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Sebut saja Lintang,
seorang kuli kopra cilik, yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80
kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-bahkan
terkadang hanya untuk menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jam
sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus
seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan
sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung
mereka dalam karnaval 17 Agustus.
Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka,
indahnya petualangan mereka dan temukan diri anda tertawa, menangis,
dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Novel ini dipersembahkan
buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories dan
khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan adanya pintu
keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan. Di tengah upaya untuk
tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi
tantangan yang besar.

referensi


Diposkan oleh vanita di 06:26



Jumat, 04 November 2011

Puisi-puisi Ge Siahaya

Aku melihat Sulur-sulur Ungu,
sendu dalam danau biru ungu dan biduk ranggi
matahari tertusuk pinus dan ranting patah kalahari, sendu itu sengau dalam sengal samudera ungu di jagat para batara, bentara linggatam memilin petitih-petatah,
entah
ungu melur di alur sangang belukar terekam jentik-jentik pasai lelaku dan lelakon. ungu, batara madah surgawi ungu.
apatah
ungu sulur-sulur humus memeluk pepuhun. merajut rapal menghalau bala. lungkah. lunglai. lung. luhung.
ungu. menunggu bisu. tak lupa di sudut situ sentrum. tergugu. pilu kemarau dalam dulu yang tak mau kembali.
 
Aku merindu Roh-roh Hujan Tak Bertuan,
tes. tes. tes. menetes frasa-frasa lingua bayang-bayang aksara sarat makna. menunggu.
menunggu, terlalu biasa. menyemai waktu tunggu dari bibit-bibit perselingkuhan janji. selusin waktu berlalu dalam diam jengah, terpekur. kukur melongok dari bubungan atap berkabar satu kata, tunda.
kupanggil roh-roh hujan tak bertuan. melajat dalam waktu yang berpijak kukuh di kelainya, tak mau mengalah seperempat titik saja dari sekian tunggakan selaksa abadi.
kupanggil roh-roh hujan tak bertuan. diam dalam arwah-arwah mitologi dan keranda usang meranggas lengas. trenyuh. penari-penari hujan pemanggil arwah-arwah titik air dan prajurit langit berdetumlah! siram aku dengan guyur rima dan debur majas-majas smara rindu. mantra-mantra mandalika tua turunkan air pejalan jauh, saratkan mega-mega dengan reruntuhan langit.
panggilkan tuhan!
 
Aku dan Cinta, di Padang- Alang-alang Kita Berkasih,
padang-padang alang-alang merebah menggarah-garah bayu
bukan retorika, hanya kita berdua
bukan sinonim dan sekedar sintagma atau tanda baca
kau adalah lelanang jatmika mempersunting jagad hati beta
padang-padang alang-alang lelakiku
kita berkasih melabuhkan ribuan gelumat merepih
angin nyenyat bersekongkol dengan degup resap, bukan bualan semata yang kau sematkan di tepi telinga saat aksara kau bacakan tentang smara dan asma tuhan.
aku bunting tua oleh smaradana, memanggil, mengodekan rindu yang tak pernah surut dari pantai dan berlenggang panjang irama satu padang-padang alang-alang.
swami. aku mencintaimu dalam aksara mati, dalam nafas hidup, dalam fana dunia, dalam janji abadi.
uluwatu, padang-padang dan bali kita. 2006. buat ci-pop
 
Aku Berjingkat mengecup Pagi,
kukecup kau sekejap kartika, sebelum hilang di batas biduk lintang
baring-baring lepas hening, nafas masih hangat, ranjang juga belum selesai melepas kantuk
aku tidak gelisah, malam, kau boleh pergi pada padmamu, berlabuh di seroja menguncup, dipersila
aku tidak keberatan, candra, kau boleh menutup mata, berparak kita dalam arakan waktu, dipersila
menyusuri koridor aku, berjingkat melenggang, mengecup tepian mata rawi. berkerjap singkat berjingkat-jingkat.
selamat pagi paduka matahari muda, jangan malu tersipu di sana, bangkitlah cahaya, mandikan hamba dengan kirana milik andika, dipersila!
*** kartika: bintang; padma/seroja: teratai; berparak: berpisah; rawi: matahari; kirana: binar cahaya; andika: paduka/tuan.
 
Akulah Lelakon Rindu,
di atas jejak rerambatan pagi menuju mata siang kau berarak menanti, di teras-teras embun mengering kau berayun dalam kursi rotan yang kujalin menunggu, sergap lirih dan gelisah pipit kecil sunyi menampik gemuruh menyanyi, senandung mendambakan lelakon paling tua dari jejagat dan lelangit,
rindu! memaggil-manggil kelu
dalam prosa-prosa bening milik langit berbintangkan ikal rambut rumput-rumput cerita berakar, mengalurkan riak gelombang dan derita satu harapan pupus dipenghujung tunggu tanpa janji bersungut, mendengkurkan serah dan seserahan doa-doa tanpa untaian puisi dalam lelah yang sembab tersungkur, menuai dari benih-benih padang gembalaan dan malam-malam bintang utara melahirkan cerita cinta, menjanjikan angin yang terlepas dari sela jemari tak bergenggam, kekasih membiarkan genap.
rindu! memanggil-manggil kelu
Aku berdiri di Padang-padang Yang Berembunkan Abu dan Gejolak,
pada padang-padang yang berembunkan abu dan gejolak aku hadir dalam nelangsa yang memagut-magut bila rentang waktu memang hanya sepenggalan langkah-langkah hidup dan hidup memang hanya perkiraan-perkiraan kognisi masa-masa lalu maka biarkan aku belajar dari kisah-kisah dan legenda, sehingga mitos bukan hanya omong kosong atau buaian lelap kanak-kanak yang terjaga aku hadir dalam nelangsa yang memagut-magut dibalut misteri-misteri dan histeria media dan massa, kala, waktu, kini, dulu dahulu, lama sekali, saat memandang bidang datar-bidang datar mencari dan hendak menemukan namun semakin aku mencari semakin aku kehilangan.
pada padang-padang yang berembunkan abu dan gejolak aku kehilangan jejak-jejak masa lalu dalam masa kini yang bergulir cepat terlalu cepat, aku terengah tak punya tempat dalam jagad yang melaju detik berlalu tanpa pernah merasa berdetik jam berdentang tanpa pernah terpejam aku meringkuk di dalam celah yang masih kumiliki menunggu mereda swara-swara tak kunjung kuncup.
aku menunggu. tak kuasa padu. aku menunggu. tak kuasa berlalu. aku menunggu. diam dalam gugu. termangu,
biarkan berlalu. desau. risau. biarkan berlalu. semua akan selesai.
pada padang-padang yang berembunkan abu dan gejolak aku titipkan sejarah masa.
Aku dan Angin Utara yang Berbisik Pada Angin Selatan,
mari kita pergi, ke kaki-kaki langit yang berselimutkan halimun
mari kita pergi, ke pantai-pantai laut yang berkakikan langit
mari kita berlari, di kepak-kepak sayap yang menaungi langit-langit laut
mari kita berlari, di naungan langit yang mengepak-ngepakkan sayap samudra
mari kita biarkan angin utara berbisik kepada angin selatan saat mereka merundingkan badai dan memanggil-manggil topan.
 
Aku dan Perempuan Bertudungkan Selendang Rindu,
perempuanku mungkin hanya di dadamu itulah berdetak-detak Jantung merah jambu, kepalamu bertudungkan selendang Rindu, kaki-kakimu berkasutkan penantian yang memalingkan waktu di telingamu menjuntai anting-anting pertanda waktu sudah berlalu.
perempuanku, mungkin hanya di kepalamu itulah ditahtakan Selendang rindu merah jambu semerah jambu puting-puting susu masa mudamu saat payudaramu bebas merdeka menawarkan Susu kehidupan yang mengalirkan lagu dan senandung di matamu berjurai-jurai pancuran kasih dan karunia pertanda waktu tidak hendak berhenti.
perempuan bertudungkan selendang rindu yang merahimkan anak-anak putik masa-masa yang belum tergenggam, membiarkan benih-benih tidur dalam persemaian menanti waktu menjurakan waktu untuk berseru: inilah! teriak jaman. saat perempuan bertudungkan selendang rindu melepaskan anak-anak jaman dari rahimnya, membiarkan mereka menemukan jalannya.

 

 
Aku melihat Sulur-sulur Ungu,
sendu dalam danau biru ungu dan biduk ranggi
matahari tertusuk pinus dan ranting patah kalahari, sendu itu sengau dalam sengal samudera ungu di jagat para batara, bentara linggatam memilin petitih-petatah,
entah
ungu melur di alur sangang belukar terekam jentik-jentik pasai lelaku dan lelakon. ungu, batara madah surgawi ungu.
apatah
ungu sulur-sulur humus memeluk pepuhun. merajut rapal menghalau bala. lungkah. lunglai. lung. luhung.
ungu. menunggu bisu. tak lupa di sudut situ sentrum. tergugu. pilu kemarau dalam dulu yang tak mau kembali.
Aku merindu Roh-roh Hujan Tak Bertuan,
tes. tes. tes. menetes frasa-frasa lingua bayang-bayang aksara sarat makna. menunggu.
menunggu, terlalu biasa. menyemai waktu tunggu dari bibit-bibit perselingkuhan janji. selusin waktu berlalu dalam diam jengah, terpekur. kukur melongok dari bubungan atap berkabar satu kata, tunda.
kupanggil roh-roh hujan tak bertuan. melajat dalam waktu yang berpijak kukuh di kelainya, tak mau mengalah seperempat titik saja dari sekian tunggakan selaksa abadi.
kupanggil roh-roh hujan tak bertuan. diam dalam arwah-arwah mitologi dan keranda usang meranggas lengas. trenyuh. penari-penari hujan pemanggil arwah-arwah titik air dan prajurit langit berdetumlah! siram aku dengan guyur rima dan debur majas-majas smara rindu. mantra-mantra mandalika tua turunkan air pejalan jauh, saratkan mega-mega dengan reruntuhan langit.
panggilkan tuhan!
 
Aku dan Cinta, di Padang- Alang-alang Kita Berkasih,
padang-padang alang-alang merebah menggarah-garah bayu
bukan retorika, hanya kita berdua
bukan sinonim dan sekedar sintagma atau tanda baca
kau adalah lelanang jatmika mempersunting jagad hati beta
padang-padang alang-alang lelakiku
kita berkasih melabuhkan ribuan gelumat merepih
angin nyenyat bersekongkol dengan degup resap, bukan bualan semata yang kau sematkan di tepi telinga saat aksara kau bacakan tentang smara dan asma tuhan.
aku bunting tua oleh smaradana, memanggil, mengodekan rindu yang tak pernah surut dari pantai dan berlenggang panjang irama satu padang-padang alang-alang.
swami. aku mencintaimu dalam aksara mati, dalam nafas hidup, dalam fana dunia, dalam janji abadi.
uluwatu, padang-padang dan bali kita. 2006. buat ci-pop
 
Aku Berjingkat mengecup Pagi,
kukecup kau sekejap kartika, sebelum hilang di batas biduk lintang
baring-baring lepas hening, nafas masih hangat, ranjang juga belum selesai melepas kantuk
aku tidak gelisah, malam, kau boleh pergi pada padmamu, berlabuh di seroja menguncup, dipersila
aku tidak keberatan, candra, kau boleh menutup mata, berparak kita dalam arakan waktu, dipersila
menyusuri koridor aku, berjingkat melenggang, mengecup tepian mata rawi. berkerjap singkat berjingkat-jingkat.
selamat pagi paduka matahari muda, jangan malu tersipu di sana, bangkitlah cahaya, mandikan hamba dengan kirana milik andika, dipersila!
*** kartika: bintang; padma/seroja: teratai; berparak: berpisah; rawi: matahari; kirana: binar cahaya; andika: paduka/tuan.
 
Akulah Lelakon Rindu,
di atas jejak rerambatan pagi menuju mata siang kau berarak menanti, di teras-teras embun mengering kau berayun dalam kursi rotan yang kujalin menunggu, sergap lirih dan gelisah pipit kecil sunyi menampik gemuruh menyanyi, senandung mendambakan lelakon paling tua dari jejagat dan lelangit,
rindu! memaggil-manggil kelu
dalam prosa-prosa bening milik langit berbintangkan ikal rambut rumput-rumput cerita berakar, mengalurkan riak gelombang dan derita satu harapan pupus dipenghujung tunggu tanpa janji bersungut, mendengkurkan serah dan seserahan doa-doa tanpa untaian puisi dalam lelah yang sembab tersungkur, menuai dari benih-benih padang gembalaan dan malam-malam bintang utara melahirkan cerita cinta, menjanjikan angin yang terlepas dari sela jemari tak bergenggam, kekasih membiarkan genap.
rindu! memanggil-manggil kelu
Aku berdiri di Padang-padang Yang Berembunkan Abu dan Gejolak,
pada padang-padang yang berembunkan abu dan gejolak aku hadir dalam nelangsa yang memagut-magut bila rentang waktu memang hanya sepenggalan langkah-langkah hidup dan hidup memang hanya perkiraan-perkiraan kognisi masa-masa lalu maka biarkan aku belajar dari kisah-kisah dan legenda, sehingga mitos bukan hanya omong kosong atau buaian lelap kanak-kanak yang terjaga aku hadir dalam nelangsa yang memagut-magut dibalut misteri-misteri dan histeria media dan massa, kala, waktu, kini, dulu dahulu, lama sekali, saat memandang bidang datar-bidang datar mencari dan hendak menemukan namun semakin aku mencari semakin aku kehilangan.
pada padang-padang yang berembunkan abu dan gejolak aku kehilangan jejak-jejak masa lalu dalam masa kini yang bergulir cepat terlalu cepat, aku terengah tak punya tempat dalam jagad yang melaju detik berlalu tanpa pernah merasa berdetik jam berdentang tanpa pernah terpejam aku meringkuk di dalam celah yang masih kumiliki menunggu mereda swara-swara tak kunjung kuncup.
aku menunggu. tak kuasa padu. aku menunggu. tak kuasa berlalu. aku menunggu. diam dalam gugu. termangu,
biarkan berlalu. desau. risau. biarkan berlalu. semua akan selesai.
pada padang-padang yang berembunkan abu dan gejolak aku titipkan sejarah masa.
Aku dan Angin Utara yang Berbisik Pada Angin Selatan,
mari kita pergi, ke kaki-kaki langit yang berselimutkan halimun
mari kita pergi, ke pantai-pantai laut yang berkakikan langit
mari kita berlari, di kepak-kepak sayap yang menaungi langit-langit laut
mari kita berlari, di naungan langit yang mengepak-ngepakkan sayap samudra
mari kita biarkan angin utara berbisik kepada angin selatan saat mereka merundingkan badai dan memanggil-manggil topan.
 
Aku dan Perempuan Bertudungkan Selendang Rindu,
perempuanku mungkin hanya di dadamu itulah berdetak-detak Jantung merah jambu, kepalamu bertudungkan selendang Rindu, kaki-kakimu berkasutkan penantian yang memalingkan waktu di telingamu menjuntai anting-anting pertanda waktu sudah berlalu.
perempuanku, mungkin hanya di kepalamu itulah ditahtakan Selendang rindu merah jambu semerah jambu puting-puting susu masa mudamu saat payudaramu bebas merdeka menawarkan Susu kehidupan yang mengalirkan lagu dan senandung di matamu berjurai-jurai pancuran kasih dan karunia pertanda waktu tidak hendak berhenti.
perempuan bertudungkan selendang rindu yang merahimkan anak-anak putik masa-masa yang belum tergenggam, membiarkan benih-benih tidur dalam persemaian menanti waktu menjurakan waktu untuk berseru: inilah! teriak jaman. saat perempuan bertudungkan selendang rindu melepaskan anak-anak jaman dari rahimnya, membiarkan mereka menemukan jalannya.
 
Aku, Pada suatu Siang Yang Mustahil,
Kuucapkan selamat siang kepadamu, kawan Matahari apa kabar? sejak pagi sudah ingin kuraih kau Rawi, dan kugenggam dalam-dalam di mata sukma apa kabar? tidakkah kamu mendengar dentum-dentum dada jiwa memanggil namamu, Surya! Surya! apa kabar? tidakkah kamu melihat kakiku melangkah mengejar bayang yang kau buat seharian ini?
Ku ucapkan selamat siang kepadamu, kekasih Rawi apa kabar? setadian aku menggerus balai-balai dalam gelisah dan basah, kau terik dalam mencinta, gerah apa kabar? setadian aku melantunkan gelisah dalam kesah dalam resah, kau terik sungguh, mencintaimu sesah apa kabar? setadian aku mengabur-abur di bawah kanopi menanti hingga sesap dahaga yang kujelang tak jua.
Ku ucapkan selamat siang kepadamu, wahai Surya sang yang menggelar cahaya atas langit, membuka katup-katup angkasa menyibak tirai-tirai gelap maha malam, kelam berakhir sejenak sebelum menjelma lagi apa kabar? aku di sini memohonkan sedikit saja, senyum tipis dingin sepoi siang yang mustahil.

Goresan Hijau, Kmps