BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan dan Sasaran
Diet adalah jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet sangat
dipengaruhi oleh latar belakang individu atau keyakinan yang dianut masyarakat
tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, namun suatu kelompok masyarakat biasanya memiliki
preferensi atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan.
Berbeda dalam penyebutan
dibeberapa negara, dalam bahasa indonesia, kata “Diet” lebih sering ditunjukkan
untuk menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi
tertentu.
Dalam perkembangannya, diet dalam
konteks upaya mengatur asupan nutrisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
●Menurunkan Berat (massa) badan
misalnya bagi model atau aktris yang ingin menjaga penampilannya.
●Meningkatkan Berat (massa) badan misalnya bagi
olahragawan atau atlet binaraga yang ingin meningkatkan massa otot.
●Pantang terhadap makanan tertentu
misalnya bagi penderita diabetes(rendah karbohidrat dan gula).
Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang
mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas
(fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya). Direktorat gizi Depkes pada tahun
1995 telah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
Diet gizi seimbang adalah konsumsi makanan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil yang terdiri dari menu yang beraneka
ragam makanan dalam jumlah dan proprosi yang sesuai.
1.2 Hipotesa atau Masalah
Hipotesa atau masalah yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Asupan zat gizi seimbang pasien
yang sesuai dengan pasien
2.
Ketidasesuaian diet dengan konsumsi zat gizi seimbang pasien
3.
Tingkat pengetahuan gizi seimbang yang sesuai dengan pasien
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai kebiasaan makan dan kesesuaian diet pasien. Membantu pasien
dalam membuat kebijakan untuk memberikan pengetahuan gizi yang seimbang.
1.3 Ruang Lingkup telaah
Perawat merupakan profesi yang unik,
profesi yang menangani respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan, dan secara esensial menyangkut
kebutuhan dasar manusia.
Perawat harus dapat mengkaji kapan suati data
indikasi adanya masalah, dan perlakan seperti apa untuk mengatasi masalah
kesehatannya dan memenuho kebutuhna dasarnya.
Keperawatan pada dasarnya adalah human science and human care; dan caring menyangkut upaya memperlakukan
klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia
lainnya (Watson, 1985).
1.3.1
Peran Perawat Sebagai Pendidik
A.
Peran Edukator
1.
Pembelajaran yang merupakan
dasar dari semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan.
2.
Perawat harus mampu
mengajarkan tindakan peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit,memberikan info
yang tepat tentang kesehatan.
B.
Peran Pengamat Kesehatan
Mengkoordinir
monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat yang menyangkut masalah kesehatan melalui kunjungan
rumah,pertemuan, observasi, dan pengumpulan data.
C.
Peran Koordinator Pelayanan
Kesehatan
Mengkoordinir
seluruh kegiatan upaya pelayanan
kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan
melalui kerjasama dengan tim kesehatan lain sehingga pelayanan yang diberikan merupakan kegiatan yang menyeluruh.
D.
Peran Koordinator
Perawat
melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh
keluarga dan bekerja sama dengan keluarga dalam perencanaan pelayanan
keperawatan sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan
lainnya,supervise terhadap asuhan keperawatan yang dilaksanakan anggota tim.
E.
Peran Pembaru
Perawat
dapat berperan sebagai inavator terhadap individu keluarga dan masyarakat dalam
merubah perilaku dan pola hidup yang berkaitan
dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
F.
Peran Fasilitator
Perawat
merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk memecahkan masalah
kesehatan,diharapkan perawat dapat memberikan solusi mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Riset Diet Rendah Garam
2.1.1 Pengertian
Yang dimaksud
dengan garam dalam diet garam rendah adalah garam natrium seperti yang terdapat
didalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO₃), bakin,
natrium benzoat, dan vetsin (mono natrium glutamat).
Asupan
makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan, sehingga
tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990) menganjurkan
pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram
sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium).
Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam
bentuk natrium klorida, dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau
asites dan atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati,
penyakit ginjal tertentu, dekompensasio kordis, toksemia pada kehamilan dan
hipertensi esensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites dan atau
hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi.
2.1.2 Tujuan diet
Tujuan diet garam rendah adalah membantu
menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan
tekanan darah pada hipertensi.
2.1.3 Syarat Diet
Syarat-syarat diet garam rendah
adalah :
a.
Cukup energi, protein, mineral, dan
vitamin.
b.
Bentuk makanan sesuai dengan
keadaan penyakit.
c.
Jumlah natrium disesuaikan dengan
berat tidaknya retensi garam atau air dan atau hipertensi
BAB III
PENGOLAHAN DATA & ANALISIS
3.1
Metode Pengumpulan Data & Analisis
3.1.1 Macam diet dan indikasi pemberian
Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan
edema atau asites dan atau hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit
dekompensasio kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada
kehamilan, dan hipertensi esensial. Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi.
Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai tingkat diet garam
rendah, yakni :
· Diet garam rendah I (200-400 mg
Na)
Diet
garam rendah I diberikan pada pasien dengan edema, asites dan atau hipertensi
berat. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
·
Diet
garam rendah II (600-800 mg Na)
Diet
garam rendah II diberikan pada pasien dengan edema, asites dan atau hipertensi
tidak terlalu berat. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya
dengan diet garam rendah I.
· Diet garam rendah III (1000-1iet
200 mg Na)
Diet
garam rendah III diberikan pada pasien dengan edema dan atau hipertensi ringan.
Pengelolaan makanan boleh menggunakan 4gr garam dapur.
· Ukuran Rumah Tangga
Bahan
Makanan
|
Berat
(g)
|
Urt
|
Beras
|
300
|
5 gls nasi
|
Daging
|
100
|
2 ptg sdg
|
Telur ayam
|
50
|
1 btr
|
Tempe
|
100
|
4 ptg sdg
|
Kacang hijau
|
25
|
2½ sdm
|
Sayuran
|
200
|
2 gls
|
Buah
|
200
|
2 ptg sdg pepaya
|
Minyak
|
25
|
2½ sdm
|
Gula pasir
|
25
|
2½ sdm
|
· Nilai Gizi
Energi
|
2230 kkal
|
Protein
|
75 g
|
Lemak
|
53 g
|
Karbohidrat
|
365 g
|
Kalsium
|
500 mg
|
Besi
|
24 mg
|
Tiamin
|
1,2 mg
|
Vitamin C
|
87 mg
|
Natrium
|
305 mg
|
· Pembagian Bahan Makanan Sehari
Beras
|
140 g = 2
gls nasi
|
Daging
|
50 g = 1
ptg sdg
|
Tempe
|
50 g = 2
ptg sdg
|
Sayuran
|
75 g = ¾
gls
|
Buah
|
100 g = 1
ptg sdg pepaya
|
minyak
|
10 g = 1
sdm
|
PAGI SIANG
& SORE
Beras
|
70 g = 1
gls nasi
|
Telur
|
50 g = 1
btr
|
Sayuran
|
50 g = ½
gls
|
Minyak
|
5 g = ½
sdm
|
Gula
pasir
|
10 g = 1
sdm
|
P
Pukul 10.00 WIB
Kacang
hijau
|
25 g = 2½
sdm
|
Gula
pasir
|
15 g = 1½
sdm
|
· Bahan Makanan yang Dianjurkan dan
Tidak Dianjurkan
Bahan makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak dianjurkan
|
Sumber karbohidrat
|
Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka,
hunkwe, gula, makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut di atas tanpa
garam dapur dan soda seperti: makaroni, mi, bihun, roti, biskuit, kue kering.
|
Roti, biskuit dan kue-kue
yang dimasak dengan garam dapur dan/atau baking powder dan soda.
|
Sumber protein hewani
telur maksimal 1 btr sehari
|
Daging dan ikan maksimal
100 g sehari; telur maksimal 1 btr sehari.
|
Otak, ginjal, lidah,
sardin; daging, ikan, susu, dan telur yang diawet dengan garam dapur seperti
daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet,
ebi, udang kering, telur asin, dan telur pindang.
|
Sumber protein nabati
|
Semua kacang-kacangan dan
hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur.
|
Keju, kacang tanah dan
semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain
ikatan natrium.
|
Sayuran
|
Semua sayuran segar;
sayuran yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat.
|
Sayuran yang dimasak dan
diawet dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam
kaleng, sawi asin, asinan, dan acar.
|
Buah-buahan
|
Semua buah-buahan segar;
buah yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat.
|
Buah-buahan yang diawet
dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti buah dalam kaleng.
|
Lemak
|
Minyak goreng, margarin,
dan mentega tanpa garam.
|
Margarin dan mentega
biasa.
|
Minuman
|
Teh, kopi.
|
Minuman ringan.
|
Bumbu
|
Semua bumbu-bumbu kering
yang tidak mengandung garam dapur dan lain ikatan natrium. Garam dapur sesuai
ketentuan untuk Diet Garam Rendah II dan III.
|
Garam dapur untuk Diet
Garam Rendah I, baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu-bumbu yang
mengandung garam dapur seperti: kecap, terasi, maggi, sambal tomat, petis,
dan tauco.
|
· Contoh Menu Sehari
PAGI
|
SIANG
|
MALAM
|
Nasi
|
Nasi
|
Nasi
|
Telur
dadar
|
Ikan acar
kuning
|
Daging
pesmol
|
Tumis
kacang panjang
|
Tahu
bacam
|
Keripik
tempe
|
|
Sayur
lodeh
|
Cah
sayuran
|
|
Pepaya
|
Pisang
|
Pukul 10.00 WIB
Bubur
kacang hijau
BAB IV
PENELITIAN
4.1 Hipotesa
I – Diet Rendah Protein
4.1.1 Tujuan Diet Rendah Protein:
Diet
rendah protein bagi penderita mempunyai tujuan sebagai berikut:
·
Memberikan makanan dalam jumlah cukup tanpa
memberatkan kerja ginjal.
·
Menurunkan kadar ureum dan kreatinin dalam darah.
·
Mencegah/mengurangi penimbunan garam/air dalam tubuh.
4.1.2 Hal yang perlu diperhatikan
dalam Diet Rendah Protein :
·
Asupan natrium dibatasi, terutama bila disertai hipertensi atau
terjadi oedem, sulit/sedikit kencing (ikuti aturan diet rendah garam).
·
Kalori yang diberikan harus mencukupi agar protein
dalam tubuh tidak dipakai sebagai sumber energi.
4.1.3 Makanan Yang harus dihindari dalam Diet
Rendah Protein:
·
Makanan sumber protein nabati karena mempunyai mutu
protein yang lebih rendah bila dibandingkan dengan protein hewani. Contoh:
tahu, tempe, oncom, kacang-kacangan (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau,
kedele, dll).
4.1.4 Makanan yang harus dibatasi
dalam Diet Rendah Protein
·
Sumber protein hewani seperti daging, ayam, telur, ikan,
hati, dan lain-lain
·
Susu dan keju
·
Makanan atau kue yang dibuat dari bahan tersebut di
atas.
4.1.5 Makanan yang diperbolehkan dalam Diet Rendah
Protein:
· Buah-buahan.
· Sayur-sayuran.
· Makanan
tinggi kalori rendah protein seperti sirup ,madu, ubi-ubian, kue nagasari,
hunkwe, dll.
4.1.6 Tips dalam Diet Rendah Protein:
·
Makanan lebih baik dibuat dalam bentuk kering.
·
Bila jumlah urin sehari kurang dari normal, maka perlu
membatasi minum.
4.2 Hipotesa II – Diet Hati
4.2.1 Pengertian Diet hati
Hati merupakan salah satu alat tubuh penting yang
berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Sebagain besar
hasil pencernaan setelah diabsorpsi, langsung dibawa ke hati untuk disimpan
atau diubah menjadi bentuk lain dan diangkut kebagian tubuh yang membutuhkan.
4.2.2 Tujuan Diet Hati
Ø
Mencapai dan mempertahankan status
gizi optimal tanpa meberatkan fungsi hati.
Ø
Meningkatkan regenerasi jaringan
hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut atau meningkatkan fungsi jaringan hati.
Ø
Mencegah katabolisme protein.
Ø
Mencegah penurunaan berat badan
atau meningkatkan berat badan.
Ø
Mencegah atau mengurangi asites, varises
esofagus, dan hipertesi portal.
Ø
Mencegah koma hepatik.
4.2.3 Syarat Diet
Hati
· Energi
Tinggi untuk mencegah pemecahan protein.
· Lemak
cukup.
· Protein
agak tinggi.
· Vitamin
dan mineral.
· Natrium
diberikan rendah.
· Cairan
diberikan biasa.
· Untuk
makanan lemak.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Jenis makanan berhubungan dengan
asupan gizi pada pasien
2.
Variasi makanan berhubungan dengan
asupan gizi pada pasien
3.
Cita rasa makanan berhubungan
dengan asupan gizi pada pasien
B.
Saran
1.
Disarankan kepada staf keperawatan Gizi agar dapat melakukan
penyuluhan dihari pertama kepada pasien, untuk memenuhi nutrisi gizi yang
seimbang.
2.
Cita rasa makanan yang bervariasi
diharapakan dapat menambah selera makan pasien sehingga kebutuhan zat gizi yang
seimbang sabagai bagian dari proses diet dapat terpenuhi.
3.
Sebelum menyusun menu diawali
dengan konsultasi dengan dokter gizi terlebih dahulu
Demikian hasil diskusi
kelompok kami yang dapat kami paparkan mengenai “Peran Perawat Dalam Memberikan
Kesehatan Gizi Seimbang Sesuai Dengan Diet Pasien’ yang menjadi pokok bahasan
pada tugas ke -3 (tiga) Mata Kulaih Bahasa Indonesia #2
Tugas kelompok ini
tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena keterbatasan pengetahuan
para penulis dan kurang referensi yang
ada hubungannya dengan tugas kelompok
yang kami buat.
Semoga apa yang telah
kami sampaikan dalam tugas kelompok
Bahasa Indonesia, bisa menjadi
tambahan ilmu bagi yang terkait ataupun para pembaca lainnya, Terima Kasih.